Selasa, 18 Desember 2018

Makalah NRBM

                                                                      

MAKALAH

NON REBRETHING MASK ( NRBM )

Dosen Pembimbing : Ahmad Khusairi,S.kep.Ns.,M.kep



Di susun oleh:
Khaliqatul Bariyah
14201.09.17028
     

Progam Study S1 Keperawatan
STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
Pajarakan – Probolinggo
2017 – 2018

 
 
KATA PENGANTAR



Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.

Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul”Non Rebrething Mask(NRBM)”dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren ZainulHasan Genggong

2.  Dr. H. Nur Hamim, S.KM.,S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul HasanGenggong

3.      Ns. Shinta Wahyusari, M.Kep.,Sp.Kep., Mat sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan

4.      Nafolion Nur Rahmat S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai sekretaris.
5.      Ahmad Khusairi,S.kep.Ns.,M.kep sebagai dosen mata kuliah IT
6.      Rizka Yunita , S.Kep., Ns., M.Kep sebagai wali kelas prodi S1 Keperawatan

Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.



Probolinggo,12 Desember 2018




BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
       Kebutuhan dasar manusia merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi. Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali beranafas.
       Oksigen merupakan kebutuhan dasr paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme tubuh tubuh. Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal yang sangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhn oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanaannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manivestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tersebut.
       Oleh karena itu kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi system pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ system respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Seringkali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini individu merasakan pentingnya oksigen.

1.2    Rumusan Masalah
           1.2.1  Apa yang dimaksud dengan NRBM?
           1.2.2  Apa saja indikasi NRBM?
           1.2.3  Apa saja kentungan dari NRBM?
           1.2.4  Apa saja kerugian dari NRBM?
1.3  Tujuan
           1.3.1  Agar mengetahui maksud dari NRBM
           1.3.2  Agar mengetahui indikasi dari NRBM
           1.3.3  Agar mengetahui kentungan dari NRBM
           1.3.4  Agar mengetahui kerugian dari NRBM
1.4  Manfaat
           1.4.1  Sebagai buku panduan tambahan untuk mahasiwa keperawatan
           1.4.2  Sebagai acuan tambahan untuk proses belajar mengajar mahasiswa
                      keperawatan tentang kebutuhan oksigen.                                                                                                                                  





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Non Rebrething Mask (NRBM)
       Non rebrething mask (NRBM) adalah masker yang digunakan dalam pengobatan dengan pemberian O2 yang memberikan konsentrasi oxygen tertinggi 95-100% pada flow rate 6-15 liter/menit. Sebuah non rebrething mask (NRBM) mensyaratkan bahwa pasien dapat bernapas tanpa bantuan, tapi tidak seperti cannula, non rebrething mask (NRBM) memungkinkan untuk pengiriman konsentrasi yang lebih tinggi oksigen.            
       Non rebrething mask menggunakan alat yang serupa dengan partiel rebreathing maskada kantong penampung, namun pada alat ini juga terpasang dua katup satu arah (one-way valves). Katup pertama antara kantong penampung dan masker, katup kedua pada pintu keluar di kedua sisi masker. Tujuan kedua katup tersebut adalah agar gas yang dihembuskan tidak masuk ke kantong penampung saat ekspirasi, dan mencegah udara luar masuk ke masker saat inspirasi.  
       Saat inspirasi, katup di kedua sisi masker tertutup sedang katup antara kantong penampung dengan masker terbuka, sehingga oksigen 100% (dari sumber dan kantong penampung) bisa masuk ke masker dan selanjutnya terhirup. Sebaliknya saat ekspirasi, katup pada kedua sisi masker terbuka sedang katup antara kantong penampung dengan masker tertutup, sehingga udara napas yang dihembuskan akan keluar melalui lubang kanan kiri masker dan tidak bisa masuk ke kantong penampung.

2.2 Indikasi
       Adapun indikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai berikut:
1   1)     Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil analisa gas darah
     2) Klien dengan peningkatan kerja napas dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia             melalui peningkatan laju dan dalamnya pernapasan serta adanya kerja otot-oto tambahan pernapasan.
3  3Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.
           Berdasarkan indikasi maka terapi pemberian O2 diberikan kepada klien dengan keadaan/penyakit:
1)    Hypoxemia/hypoxia
2)    Henti nafas dan henti jantung
3)    Gagal nafas
4)    Keracunan CO
5)    Asidosis
6)    Shock dengan berbagai sebab
7)    Selama dan setelah operasi
8)    Anemia berat
9)    Klien dengan gangguan kesadaran
10)Sebelum, selama, dan sesudah suction
11)Nyeri dada infark miokard akut

         Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang tinggi mencapai 90 % dengan aliran 6 – 15 liter/mnt. Pada prinsipnya udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi, udara ekspirasi dikeluarkan langsung ke atmosfer melalui satu atau lebih katup, sehingga dalam kantong konsentrasi oksigen menjadi tinggi. Sebelum dipasang ke pasien isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit. Kantong tidak akan pernah kempes dengan total. Perawat harus menjaga agar semua diafragma karet harus pada tempatnya dan tanpa tongkat.
FiO2 estimation:
Flows ( lt/mt ) FiO2 ( % )
• 6 : 55 – 60
• 8 : 60 - 80
• 10 : 80 – 90
• 12 – 15 : 90

2.3  Keuntungan
       Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 90%, tidak mengeringkan selaput lender.
2.4  Kerugian
        Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah. Kantong oksigen bisa terlipat atau terputar, menyekap, perlu segel pengikat, dan tidak memungkinkan makan, minum atau batuk, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama pada pasien tidak sadar dan anak-anak.

    APLIKASI KLINIS TERAPI OKSIGEN
       Aplikasi klinis terapi oksigen pada beberapa kasus yang sering dijumpai dalam situasi gawat darurat berdasarkan algoritma yang merupakan hasil rekomendasi dari British Thoracic Society. Beberapa kondisi klinis diklasifikasikan sebagai berikut : (Patria & Fairuz. 2012)
a)      Kondisi yang tidak membutuhkan suplemen oksigen pada pasien dewasa kecuali pasien mengalami hipoksemia, tetapi pasien harus dimonitor ketat. Target saturasi 94-98% : jika hipoksemia (SpO2 <94%), berikan aliran oksigen pada dosis inisial untuk mencapai target saturasi 94-98%.
Kondisi pasien
Dosis inisial
Metode administrasi
Infark miokard dan sindrom koroner akut :
  -    Stroke
  -    Gangguan ritme jantung
  -    Nyeri dada non-traumatik


SpO2 < 85%
15 liter/menit
Reservoir mask(nin-rebreath mask)
Kehamilan dan gawat darurat obstetrik :
  -    Perdarahan sewaktu kehamilan
  -    Perdarahan vagina
  -    Hipertensi saat kehamilan


SpO2 ≥ 85-93%

2-6 liter/menit


Nasal kanul
Sindrom hiperventilasi
Nyeri abdomen
Kelainan metabolik dan renal
  Kondisi neurologik dan muskular akut dan subakut
Pascakejang
Perdarahan gastrointestinal
Gawat darurat glikemik


SpO2 ≥ 85-93%

5-10 liter/menit


Sungkup muka sederhana
b)      Kondisi yang membutuhkan suplemen oksigen dosis rendah dan terkontrol untuk pasien dewasa dengan PPOK dan kondisi yang lain yang membutuhkan terapi oksigen dosis rendah dan terkontrol. Target saturasi : 88-92%, oksigen inisial diberikan hingga diperoleh SpO2 yang reliable, lalu aliran oksigen disesuaikan untuk mencapai target saturasi dalam rentang 88-92%.

Kondisi pasien
Dosis inisial
Metode administrasi
PPOK
4 liter/menit (jika RR > 30x/menit, menggunakan sungkup venturi, aliran oksigen diberikan 50% lebih tinggi daripada aliran oksigen yang dispesifikasi untuk sungkup tersebut)
28% sungkup venture
  -    Penyakit kronik
  -    Neuromuskular
  -    Kelainan dinding dada
  -    Morbid obesity
  -    Bmi > 40 kg/m2)


4 liter/menit

28% sungkup venture
Jika saturasi oksigen tetap berada di bawah 88%, tukar ke sungkup muka sederhana

5-10 liter/menit
Sungkup muka sederhana
Penyakit kritis dan faktor resiko lain untuk hiperkapnia
Pemberian oksigen sesuai kondisi klinis bagian (d)

c)      Kondisi penyakit serius yang membutuhkan suplemen oksigen tingkat sedang (moderat) jika pasien mengalami hipoksemia. Target saturasi : 94-98%, berikan oksigen dengan dosis inisial hingga diperoleh SpO2 yang stabil, setelah itu diberikan aliran oksigen dengan target saturasi 94-98%.
Kondisi pasien
Dosis inisial
Metode administrasi
Akut hipoksemia atau sianosis sentral (kausa belum diidentifikasi)
SpO2 <85%
10-15 liter/menit
Reservoir mask (non-rebreath mask)
 -    Akut hipoksemia (kausa belum      diketahui)
  -    Asma akut
  -    Gagal jantung akut
  -    Pneumonia
  -    Sesak napas pasca-bedah
  -    Efusi pleura
  -    Pneumotoraks
  -    Anemia berat

SpO2 ≥85-93%
2-6 liter/menit


SpO2 ≥85-93%
5-10 liter/menit

Nasal kanul



Sungkup muka sederhana

d) Kondisi yang membutuhkan suplemen oksigen tingkat tinggi untuk pasien dewasa dengan penyakit kritis (critical illness). Target saturasi : 94-98%, berikan oksigen dengan dosis inisial sehingga tanda vital normal, setelah itu kurangi dosis oksigen dan target saturasi 94-98% tercapai.
Kondisi pasien
Dosis inisial
Metode administrasi
Henti jantung atau resusitasi :
  -    Bantuan hidup dasar
  -    Bantuan hidup lanjut
  -    Obstruksi bahan asing
  -    Henti jantung traumatik
  -    Resusitasi maternal


Dosis maksimal sehingga tanda vital normal

Sungkup katup kantung (bag valve mask)
Trauma mayor :
  -    Trauma abdomen
  -    Luka bakar
  -    Renjatan listrik
  -    Trauma kepala
  -    Trauma tungkai
  -    Trauma leher/spinal
  -    Trauma pelvis
  -    Trauma thoraks
  -    Trauma sewaktu hamil
Anafilaksis
Perdarahan pulmonan mayor
Sepsis karena meningococcal
Septisemia
Syok
Konvulsi aktif
Hypothermia





15 liter/menit



Masker reservoir (non-rebreath mask)









BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
       Non rebrething mask (NRBM) adalah masker yang digunakan dalam pengobatan dengan pemberian O2 yang memberikan konsentrasi oxygen tertinggi 95-100% pada flow rate 6-15 liter/menit. Sebuah non rebrething mask (NRBM) mensayaratkan bahwa pasien dapat bernapas tanpa bantuan, tapi tidak seperti cannula, non rebrething mask (NRBM) memungkinkan untuk pengiriman konsentrasi yang lebih tinggi oksigen.            
3.2  Saran
        Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui tentang materi kebutuhan oksigenasi dan mahasiswa diharapkan belajar lebih giat tentang kebutuhan oksigenasi tidak hanya dalam makalah ini tetapi juga membaca dalam buku-buku atau penelitian yang menerangkan tentang oksigenasi.







DAFTAR PUSTAKA
          Andarmayo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan dasar manusia (Oksigenasi). Yogyakarta:Grahailmu
          Kustati, Yulia Suparmi. Panduan praktik kebutuhan dasar manusia. Yogyakarta:PT Citra Parama












Makalah NRBM

                                                                       MAKALAH NON REBRETHING MASK ( NRBM ) Dosen Pembimbing ...