MAKALAH
NON REBRETHING MASK ( NRBM )
Dosen Pembimbing : Ahmad Khusairi,S.kep.Ns.,M.kep
Di
susun oleh:
Khaliqatul Bariyah
14201.09.17028
Progam Study S1
Keperawatan
STIKES
HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
Pajarakan
– Probolinggo
2017
– 2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpah
rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator
sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat
manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun
maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES Hafshawaty,
kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul”Non Rebrething Mask(NRBM)”dan dengan selesainya penyusunan makalah
ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. KH. Moh.
Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren ZainulHasan
Genggong
2. Dr.
H. Nur Hamim, S.KM.,S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul
HasanGenggong
3.
Ns.
Shinta Wahyusari, M.Kep.,Sp.Kep., Mat sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan
4.
Nafolion
Nur Rahmat S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai sekretaris.
5.
Ahmad Khusairi,S.kep.Ns.,M.kep
sebagai dosen mata kuliah IT
6.
Rizka
Yunita , S.Kep., Ns., M.Kep sebagai wali kelas prodi S1 Keperawatan
Pada
akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran
dari pihak dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi
makalah ini.
Probolinggo,12 Desember 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia
merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologi maupun psikologi. Salah satunya adalah kebutuhan
oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh
secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali
beranafas.
Oksigen merupakan kebutuhan
dasr paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan
penting dalam proses metabolisme tubuh tubuh. Kekurangan oksigen bisa
menyebabkan hal yang sangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian
karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhn
oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanaannya pemenuhan
kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat tersendiri, oleh karena itu setiap
perawat harus paham dengan manivestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya
serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
tersebut.
Oleh karena itu kebutuhan
oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi system pernapasan
secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ system respirasi,
maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Seringkali individu tidak
menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai
sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan
pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini individu merasakan pentingnya
oksigen.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan NRBM?
1.2.2 Apa saja indikasi NRBM?
1.2.3 Apa saja kentungan dari NRBM?
1.2.4 Apa saja kerugian dari NRBM?
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar mengetahui maksud dari
NRBM
1.3.2 Agar mengetahui indikasi dari NRBM
1.3.3 Agar mengetahui kentungan dari NRBM
1.3.4 Agar mengetahui kerugian dari NRBM
1.4 Manfaat
1.4.1 Sebagai buku panduan tambahan untuk mahasiwa
keperawatan
1.4.2 Sebagai acuan tambahan untuk proses belajar
mengajar mahasiswa
keperawatan
tentang kebutuhan oksigen.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Non Rebrething Mask (NRBM)
Non rebrething mask (NRBM)
adalah masker yang digunakan dalam pengobatan dengan pemberian O2 yang
memberikan konsentrasi oxygen tertinggi 95-100% pada flow rate 6-15 liter/menit.
Sebuah non rebrething mask (NRBM) mensyaratkan bahwa pasien dapat bernapas
tanpa bantuan, tapi tidak seperti cannula, non rebrething mask (NRBM)
memungkinkan untuk pengiriman konsentrasi yang lebih tinggi oksigen.
Non rebrething mask menggunakan alat yang serupa
dengan partiel rebreathing mask, ada kantong penampung, namun pada
alat ini juga terpasang dua katup satu arah (one-way valves). Katup pertama
antara kantong penampung dan masker, katup kedua pada pintu keluar di kedua
sisi masker. Tujuan kedua katup tersebut adalah agar gas yang dihembuskan tidak
masuk ke kantong penampung saat ekspirasi, dan mencegah udara luar masuk ke
masker saat inspirasi.
Saat inspirasi, katup di kedua sisi
masker tertutup sedang katup antara kantong penampung dengan masker terbuka,
sehingga oksigen 100% (dari sumber dan kantong penampung) bisa masuk ke masker
dan selanjutnya terhirup. Sebaliknya saat ekspirasi, katup pada kedua sisi
masker terbuka sedang katup antara kantong penampung dengan masker tertutup,
sehingga udara napas yang dihembuskan akan keluar melalui lubang kanan kiri
masker dan tidak bisa masuk ke kantong penampung.
2.2
Indikasi
Adapun indikasi utama pemberian O2 ini
adalah sebagai berikut:
1 1) Klien dengan kadar O2 arteri rendah
dari hasil analisa gas darah
2) Klien dengan peningkatan kerja napas
dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan
dalamnya pernapasan serta adanya kerja otot-oto tambahan pernapasan.
3 3) Klien dengan peningkatan kerja
miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui
peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.
Berdasarkan indikasi maka terapi pemberian O2
diberikan kepada klien dengan keadaan/penyakit:
1) Hypoxemia/hypoxia
2) Henti nafas dan henti jantung
3) Gagal nafas
4) Keracunan CO
5) Asidosis
6) Shock dengan berbagai sebab
7) Selama dan setelah operasi
8) Anemia berat
9) Klien dengan gangguan kesadaran
10)Sebelum, selama, dan sesudah suction
11)Nyeri dada infark miokard akut
Teknik
pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang tinggi mencapai 90 % dengan
aliran 6 – 15 liter/mnt. Pada prinsipnya udara inspirasi tidak bercampur dengan
udara ekspirasi, udara ekspirasi dikeluarkan langsung ke atmosfer melalui satu
atau lebih katup, sehingga dalam kantong konsentrasi oksigen menjadi tinggi.
Sebelum dipasang ke pasien isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang
antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir. Memasang
kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah
iritasi kulit. Kantong tidak akan pernah kempes dengan total. Perawat harus
menjaga agar semua diafragma karet harus pada tempatnya dan tanpa tongkat.
FiO2 estimation:
Flows ( lt/mt ) FiO2 ( % )
• 6 : 55 – 60
• 8 : 60 - 80
• 10 : 80 – 90
• 12 – 15 : 90
• 8 : 60 - 80
• 10 : 80 – 90
• 12 – 15 : 90
2.3
Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat
mencapi 90%, tidak mengeringkan selaput lender.
2.4
Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen
konsentrasi rendah. Kantong oksigen bisa terlipat atau terputar, menyekap,
perlu segel pengikat, dan tidak memungkinkan makan, minum atau batuk, bisa
terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama pada pasien tidak sadar dan
anak-anak.
APLIKASI KLINIS TERAPI OKSIGEN
Aplikasi klinis
terapi oksigen pada beberapa kasus yang sering dijumpai dalam situasi gawat
darurat berdasarkan algoritma yang merupakan hasil rekomendasi dari British Thoracic Society. Beberapa
kondisi klinis diklasifikasikan sebagai berikut : (Patria & Fairuz. 2012)
a) Kondisi yang tidak membutuhkan
suplemen oksigen pada pasien dewasa kecuali pasien mengalami hipoksemia, tetapi
pasien harus dimonitor ketat. Target saturasi 94-98% : jika hipoksemia (SpO2
<94%), berikan aliran oksigen pada dosis inisial untuk mencapai target
saturasi 94-98%.
Kondisi pasien
|
Dosis inisial
|
Metode administrasi
|
Infark
miokard dan sindrom koroner akut :
- Stroke
- Gangguan ritme jantung
- Nyeri dada non-traumatik
|
SpO2 < 85%
15 liter/menit
|
Reservoir mask(nin-rebreath mask)
|
Kehamilan
dan gawat darurat obstetrik :
- Perdarahan sewaktu kehamilan
- Perdarahan vagina
- Hipertensi saat kehamilan
|
SpO2 ≥ 85-93%
2-6 liter/menit
|
Nasal kanul
|
Sindrom
hiperventilasi
Nyeri
abdomen
Kelainan
metabolik dan renal
Kondisi
neurologik dan muskular akut dan subakut
Pascakejang
Perdarahan
gastrointestinal
Gawat
darurat glikemik
|
SpO2 ≥ 85-93%
5-10 liter/menit
|
Sungkup muka sederhana
|
b) Kondisi yang membutuhkan suplemen oksigen
dosis rendah dan terkontrol untuk pasien dewasa dengan PPOK dan kondisi yang
lain yang membutuhkan terapi oksigen dosis rendah dan terkontrol. Target
saturasi : 88-92%, oksigen inisial diberikan hingga diperoleh SpO2
yang reliable, lalu aliran oksigen disesuaikan untuk mencapai target saturasi
dalam rentang 88-92%.
Kondisi pasien
|
Dosis inisial
|
Metode administrasi
|
PPOK
|
4 liter/menit (jika RR >
30x/menit, menggunakan sungkup venturi, aliran oksigen diberikan 50% lebih
tinggi daripada aliran oksigen yang dispesifikasi untuk sungkup tersebut)
|
28% sungkup venture
|
- Penyakit kronik
- Neuromuskular
- Kelainan dinding dada
- Morbid obesity
- Bmi > 40 kg/m2)
|
4 liter/menit
|
28% sungkup venture
|
Jika saturasi oksigen tetap berada di bawah 88%,
tukar ke sungkup muka sederhana
|
5-10 liter/menit
|
Sungkup muka sederhana
|
Penyakit
kritis dan faktor resiko lain untuk hiperkapnia
|
Pemberian oksigen sesuai kondisi
klinis bagian (d)
|
c) Kondisi penyakit serius yang
membutuhkan suplemen oksigen tingkat sedang (moderat) jika pasien mengalami
hipoksemia. Target saturasi : 94-98%, berikan oksigen dengan dosis inisial
hingga diperoleh SpO2 yang stabil, setelah itu diberikan aliran
oksigen dengan target saturasi 94-98%.
Kondisi pasien
|
Dosis inisial
|
Metode administrasi
|
Akut hipoksemia atau sianosis sentral (kausa belum
diidentifikasi)
|
SpO2 <85%
10-15 liter/menit
|
Reservoir mask (non-rebreath
mask)
|
- Akut hipoksemia (kausa belum diketahui)
- Asma akut
- Gagal jantung akut
- Pneumonia
- Sesak napas pasca-bedah
- Efusi pleura
- Pneumotoraks
- Anemia berat
|
SpO2 ≥85-93%
2-6 liter/menit
SpO2 ≥85-93%
5-10 liter/menit
|
Nasal kanul
Sungkup muka sederhana
|
d) Kondisi yang membutuhkan suplemen oksigen tingkat
tinggi untuk pasien dewasa dengan penyakit kritis (critical illness).
Target saturasi : 94-98%, berikan oksigen dengan dosis inisial sehingga tanda
vital normal, setelah itu kurangi dosis oksigen dan target saturasi 94-98%
tercapai.
Kondisi pasien
|
Dosis inisial
|
Metode administrasi
|
Henti jantung atau resusitasi :
- Bantuan hidup dasar
- Bantuan hidup lanjut
- Obstruksi bahan asing
- Henti jantung traumatik
- Resusitasi maternal
|
Dosis maksimal sehingga tanda
vital normal
|
Sungkup katup kantung (bag
valve mask)
|
Trauma mayor :
- Trauma abdomen
- Luka bakar
- Renjatan listrik
- Trauma kepala
- Trauma tungkai
- Trauma leher/spinal
- Trauma pelvis
- Trauma thoraks
- Trauma sewaktu hamil
Anafilaksis
Perdarahan pulmonan mayor
Sepsis karena meningococcal
Septisemia
Syok
Konvulsi aktif
Hypothermia
|
15 liter/menit
|
Masker reservoir (non-rebreath
mask)
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Non rebrething mask (NRBM)
adalah masker yang digunakan dalam pengobatan dengan pemberian O2 yang
memberikan konsentrasi oxygen tertinggi 95-100% pada flow rate 6-15
liter/menit. Sebuah non rebrething mask (NRBM) mensayaratkan bahwa pasien dapat
bernapas tanpa bantuan, tapi tidak seperti cannula, non rebrething mask (NRBM)
memungkinkan untuk pengiriman konsentrasi yang lebih tinggi oksigen.
3.2 Saran
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui tentang materi kebutuhan oksigenasi
dan mahasiswa diharapkan belajar lebih giat tentang kebutuhan oksigenasi tidak
hanya dalam makalah ini tetapi juga membaca dalam buku-buku atau penelitian
yang menerangkan tentang oksigenasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Andarmayo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan dasar manusia (Oksigenasi).
Yogyakarta:Grahailmu
Kustati, Yulia Suparmi. Panduan praktik kebutuhan dasar manusia.
Yogyakarta:PT Citra Parama