P Pengertian
Komunikasi Teraupeutik
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto, 1994).
Menurut Vancarolis
(1990) dalam Purwanto (1994) fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk
mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat-klien melalui hubungan
perawat-klien. Perawat berusaha mengungkapkan perasaan, mengidentifikasi dan
mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan.
Penyebab Marah
Marah adalah
perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan
yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart Sundeen,1995).
Ada beberapa penyebab dari kemarahan
yaitu :
1)
Faktor Fisik
·
Kelelahan yang berlebihan
·
Adanya zat-zat tertentu
yang dapat menyebabkan marah, seperti kurangnya zat asamdi otak.
·
Hormon kelamin, seperti pada waktu
menstruasi pada wanita
2)
Faktor psikis
- Rendah
hati, menilai dirinya selalu merasa dirinya rendah dari yang sebenarnya.
- Sombong,
menilai dirinya melebihi dari yang sebenarnya.
- Egoistis,
akan selalu mementingkan diri sendiri
Menurut Nuh, Hamzah,
Hawwa ( 1993) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan
kemarahan yaitu :
1.
Lingkungan,
2.
Pertengkaran dan perdebatan
3.
Senda gurau dengan cara yang batil
4.
Memusuhi orang lain dengan segala
cara
5.
Congkak dan sombong di muka bumi
6.
Lupa mengendalikan diri
7.
Orang lain tidak melaksanakan
kewajibannya kepada sipemarah
8.
Penjelasan orang lain terhadap aibnya
9.
Mengingat permusuhan dan dendam lama
10.
Lalai terhadap akibat ditimbulkan
oleh marah.
Ciri-ciri
Marah
- Aspek biologi,respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf otonam bereaksi terhadap sekresi epinerpin sehingga tekanan darah meningkat, takidarki ( frekuensi denyut jantung meningkat ) wajah memerah, pupil membengkak, frekuensi pembuangan urin meningkat.
- Aspek emosional, merasa tidak berdaya, putus asa, frustasi, ngamuk, ingin berkelahi, dendam, bermusuhan, sakit hati, menyalahkan dan menuntut. Prilakunya selalu ingin menarik perhatian orang lain, membuat kegaduhan, kebakaran,melarikan diri, mencuri dan penyimpangan seksual.
- Aspek intelektual, akan terus mencair penyebab kemarahannya
- Aspek sosial, meliputi inter aksi sosial, budaya, konsep percaya dan ketergantungan, emosi marah akan menimbulkan kemarahan orang lain serta penolakan dari orang lain.
- Aspek spiritual, keyakinan, nilai dan moral mempengaruhi terhadap ungkapan lingkungan dengan tidak mempedulikan moral
Cara Meredam Kemarahan Pasien
1)
Pasien dalam Keadaan Marah
Terkadang kita segera merasa
benci kepada pasien yang marah-marah. Tetapi membenci pasien berlawanan dengan segala sesuatu yang telah
diajarkan kepada kita. Karena penyakitnya, pasien mempunyai perasaan hilang
kendali, kewibawaan terganggu, dan takut. Kemarahannya adalah mekanisme untuk
mengatasi perasaan takutnya.
Sikap dan Cara
Menghadapi Pasien yang Marah
1
- Didengarkan
2
- Dimengerti
3 - Dihormati
- Diberi
permintaan maaf
- Diberi
penjelasan
Ada tindakan perbaikan dalam waktu yang
tepat Berikut ini sikap dan cara meredam kemarahan pasien.
1) Dengarkan.
Biarkan pasien melepas kemarahannya. Cari
fakta inti permasalahannya, jangan lupa bahwa pada tahap ini kita
berurusan dengan perasaan dan emosi, bukan sesuatu yang rasional. Emosi selalu
menutupi maksud pasien yang sesungguhnya.
·
Dengarkan dengan empati, bayangkan
kita berada dalam posisi pasien yang lelah, gelisah, sakit, khawatir akan vonis
dokter, dll.
·
Fokus. Jauhkan semua hal yang
merintangi konsentrasi kita pada pasien (telepon, tamu lain, dll).
·
Ulangi setiap fakta yang dikemukakan
pasien, sebagai tanda kita benar-benar mendengarkan mereka.
2) Berusaha
sependapat dengan pasien.
Bukan berarti kita selalu
membenarkan pasien, namun sebagai salah satu taktik meredakan marahnya pasien,
kita mencari point-point dalam pernyataan pasien yang bisa kita setujui.
Misalnya, “Ya Pak, saya sependapat bahwa tidak seharusnya pasien menunggu lama
untuk bisa mendapatkan kamar. Tapi saat ini kamar perawatan kami memang sedang
penuh, kami berjanji akan mencari jalan keluarnya dan melaporkannya pada Bapak
sesegera mungkin.”
3) Tetap
tenang dan kuasai diri.
·
Ingatlah karakteristik pasien di
rumah sakit adalah mereka yang sedang cemas, gelisah dan khawatir akan kondisi
diri atau keluarganya, sehingga sangat bisa dimengerti bahwa dalam kondisi
seperti itu seseorang cenderung bertindak emosional.
·
Berhati-hati dengan nada suara,
harus tetap rendah, positif dan menenangkan. Jangan terbawa oleh nada suara
pasien yang cenderung tinggi dan cepat.
4) Sampaikan
informasi dengan sopan dan pelan-pelan.
Tetap gunakan kata-kata hormat
seperti silakan, terimakasih atas masukannya, dan sebut pasien dengan namanya.
Terapi Marah
Banyak terapi
yang disuguhkan oleh para ahli psikologi yang berkenaan untuk menanggulangi
kemarahan yang diantaranya dikemukakan oleh ahli psikosibernetika Maxwell
maltz ( 1980 ) menyarankan tiga langkah untuk menceah kemarahan
1
Pandanglah cermin lihat wajah
sendiri yang sedang marah dan eksperikan bagai mana kelihatanya.
2
Hilangkan energi yang meledak itu
dalam suatu aktifitas
3
Menulisnya surat yang keji denga
kata-kata kasar sebagaimana layaknya kita marah.
Wayne Dyer ( 1977 )
mengemukakan sejumlah strategi untuk mengatasi kemarahan pada berbagai situasi
yang mencakup 18 cara, yaitu;
1) Selalu
mengingatkan diri bahwa tidak perlu marah.
2) Berusaha menunda kemarahan selama 15 detik 30
detik dan seterusnya
3) Apabila
sedang mengajari anak diperlukan kemarahan yang berpura-pura
4) Tidak
perlu marah terhadap yang tidak disukai
5) Kita
harus sadar bahwa orang lain berhak apa yang disukainya, dan kita tak perlu
memarahinya
6) Selalu
meminta orang lain untuk selalu menasihati kita.
7) Mempunyai
buku catatan kemarahan.
8) Mau
mengumumkan bahwa anda telah marah.
9) Untuk
menetrralisir dekatkanlah diri anda dengan yang dicintai
10) Apabila
setelah tenang bicarakan dengan orang yang anda marahi
11) Gemboskan
kemarahan anda pada detik pertama kemarahaan anda.
12) Anda perlu ingat bahwa 50% orang tidak akan
suka terhadap keputusan anda, jadi anda tidak perlu marah
13) Mau
menceritakan kemarahanya kepada orang lain
14) Singkirkan
pengharapan-pengaharapan kepada orang lain yang anda miliki
15) Ingatkanlah
diri anda bahwa anak-anak akan selalu aktif dan berisik jadi tidak perlu marah
karena itu.
16) Cintailah
diri anda sendiri
17) Dalam
kemacetan lalulintas anda selalu mengecek seberapa lama anda tiidak marah.
18) Daripada anda menjadi budak emosional lebih
baik anda berpikir untuk membuatnya sebagai suatu tantangan untuk merubahnya.
Tehnik berkomunikasi terapeutik untuk mengatasi
klien marah
Ruang konsultasi bisa jadi selalu
penuh dengan emosi, khususnya dari pasien. Ketika pasien tidak bisa mengontrol
emosi, dokter dan perawat terkadang perlu mengatasinya dengan komunikasi
terapeutik. Berikut beberapa tips bagaimana Anda bisa menangani pasien atau
1. Siaplah untuk menghadapi emosi
yang beragam
2. Tunjukkan empati
3. Hati-hati dalam berbicara
4. Jangan menghiraukan perasaan
mereka
5. Hiburlah mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar